Pada suatu
hati, Prabu Dasamuka berniat untuk menculik Dewi Sinta yang di intainya. Dewi
Sinta pun akhirnya di culik oleh Prabu Dasamuka dan di bawa ke negari Alengka.
Sementara Regawa alias Rama terus mencari istrinya
yang hilang. Ia sudah mendapat petunjuk dari Jatayu bahwa Sinta diculik raja
Alengka bernama Prabu Dasamuka. Perjalan Rama ke Alengka disertai Laksamana,
adiknya, dan Prabu Sugriwa serta seluruh bala tentara Kerajaan Guwakiskenda.
Setelah membangun perkemahan di daerah Mangliawan,
Ramawijaya mengutus Anoman untuk menjadi duta, menemui Dewi Sinta di Keraton
Alengka.
Hal ini membuat iri Anggada, sehingga terjadi perkelahian dengan Anoman. Rama kemudian menyadarkan Anggada, bahwa nanti akan ada tugas penting lainnya bagi Anggada.
Hal ini membuat iri Anggada, sehingga terjadi perkelahian dengan Anoman. Rama kemudian menyadarkan Anggada, bahwa nanti akan ada tugas penting lainnya bagi Anggada.
Perjalanan Anoman ke Alengka ternyata penuh hambatan.
Mulanya ia berjumpa dengan Dewi Sayempraba, salah seorang istri Prabu Dasamuka.
Anoman dirayu, dan diberi hidangan buah-buahan beracun. Akibatnya Anoman
menjadi buta. Untunglah ia ditolong oleh Sempati, burung raksasa yang pernah
dianiaya oleh Dasamuka. Berkat pertolongan Sempati, kebutaan Anoman dapat
disembuhkan. Ia juga ditolong oleh Begawan Maenaka, saudara tunggal bayu-nya,
sehingga dapat sampai ke negeri Alengka.
Sesampainya di Alengka, Senggana pergi ke Taman
Argasoka bertemu dengan Dewi Sinta dengan membawa cincin pemberian Rama. Dalam
pertemuan itu Dewi Sinta menyerahkan tusuk kondenya, dengan pesan agar
disampaikan kepada Ramawijaya, dengan pesan bahwa Sinta masih tetap setia pada
suaminya.
Setelah menyelesaikan misinya sebagai duta, Anoman
sengaja membuat dirinya ditangkap. Peristiwa penyusupan itu membuat Dasamuka
marah, maka ia memerintahkan membakar hidup-hidup Senggana.
Setelah bulunya terbakar, Anoman melepaskan diri dari
ikatan, dan berlompatan kesana-kemari membakar Keraton Alengka. Setelah
menimbulkan banyak kerusakan, ia pulang menghadap Ramawijaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar